Uang

Uang

Di China, uang itu indentik dengan kupon belanja, bukan alat investasi.

Makanya, awalnya China melarang uang di perdagangkan dan orang tidak boleh berspekulasi terhadap kurs uang.

Namun belakangan, karena tekanan dari WTO, lambat laun Pemerintah China melepas RMB ke pasar uang, namun dengan quota yang terbatas.

Jadi berapa kurs RMB yang sebenarnya ? Enggak ada orang tahu.

Yang tahu hanya Tuhan dan 9 orang elite politik China saja.

Ini sangat rahasia. Penguatan mata uang RMB juga hal yang lucu.

Orang Barat bilang ” kita seperti disuruh onani oleh china”.

Nah ! Pertanyaannya adalah, bagaimana sesungguhnya soal uang itu bagi China ?

Mungkin bagi orang Barat, uang itu segala galanya.

Tapi bagi China, uang itu hanya omong kosong.

Uang hanya alat mendorong rakyat mau suka rela masuk dalam barisan yang tertib menuju peradaban yang di design oleh negara.

Benarkah ?
Perhatikan cara cerdasnya :

Pertama, Rakyat enggak boleh pegang mata uang asing kecuali negara.

Kurs negara tentukan sendiri.
Jadi berapapun nilai devisa yang di dapat, rakyat hanya dapat RMB.

Kedua, China menerapkan pajak, disamping pajak penghasilan, juga pajak kekayaan.

Pajak kekayaan sifatnya progresive.
Semakin banyak harta, semakin besar pajaknya.

Uang tabungan di bank di pajaki, bukan hanya penghasilan dari bunga, tapi juga nominal tabungan.

Artinya, semakin banyak tabungan, semakin lama uang itu akan habis di makan pajak.

Ketiga, Agar uang tidak menumpuk di bank, dan rakyat tidak dirugikan karena pajak.

Maka Pemerintah menerbitkan beragam jenis investasi surat berharga.

Dari yang berbasis SUKUK seperti Revenue Bond, Warkat Barang atau Surat berharga resi gudang, certifikat emas, sampai dengan yang konvensional, seperti obligasi umum.

Semua produk investasi ini di beri insentif pajak dalam bentuk diskon tarif pajak.

Dengan demikian, orang tetap terpacu untuk kaya, namun tanpa disadari, kelebihan hartanya berupa produk investasi itu masuk ke sektor real melalui venture capital, infrastruktur fund, dan lain lain kegiatan produksi.

80% surat berharga itu dalam bentuk SUKUK atau bagi hasil.

Kalau ekonomi lesu, ya sama-sama manyun.

Enggak ada kewajiban balikin.

Tapi, semua surat utang itu di back up oleh proyek real yang bisa di lihat dengan kasat mata oleh rakyat. Nilainya tentu naik seiring waktu.

Keempat, bagaimana kalau orang tidak mau membeli surat berharga investasi itu ?

Tapi tetap mau dapat diskon pajak ?
Gampang !
Karena Pemerintah hanya memungut pajak kekayaan pasif, maka kalau kelebihan dana itu di tanam ke usaha kerjasama dengan pihak lain, maka itu tidak dianggap harta kekayaan.

Makanya jangan kaget kalau angel investor di Cina tumbuh subur, terutama sejak krisis global.

Para konglomerat China yang sukses, terus melakukan ekspansi bisnis.

Skemanya macam-macam dan beroperasi seperti Shadow Banking.

Bank, tapi bukan bank.
Yang paling banyak dapat manfaat adalah para sarjana yang baru tamat dan ingin menerapkan ilmunya dalam bisnis dengan dukungan sang Angel yang kaya lagi punya jaringan Business hebat.

Ini kemitraan yang ideal dan terbentuk karena sistem, agar kaum terpelajar berwiraswasta dibawah binaan sang angel yang kaya lagi piawai bisnis.

Dengan sistem seperti itu, maka orang boleh kerja keras dan menikmati uang dari hasil kerja kerasnya.

Sementara yang mau ongkang ongkang kaki makan bunga bank, ya enggak bisa.

Fungsi bank hanya perantara sementara saja, namun distribusi modal ya dipicu melalui kebijakan pajak dan memastikan bahwa uang itu hanya omong kosong.

Kerjalah terus dan terus. Kalau berlebih, bagikanlah dalam bentuk bisnis venture agar orang lain juga punya kesempatan.

Atau, kalau enggak mau, maka uang kalian negara rampas secara sistem untuk distribusikan lewat usaha real.

Makanya, sulit sekali China akan rubuh secara moneter.

Mengapa ?
Karena mereka memang tidak anggap moneter itu sebagai indikator pertumbuhan ekonomi.

Tapi perluasan kesempatan kerja dan distribusi modal secara massive.

Dan karana itulah pembangunan peradaban berlanjut.

Hukum alam bekerja efektif. Yang malas mati. Yang culas digilas. Yang rajin dan cerdas ya kaya.

Semua kegiatan sosial dan keagamaan di tanggung negara dan di larang.

Lembaga publik terlibat dalam pembiayaan karena di kawatirkan emosi budaya dan agama di pakai sebagai cara menipu rakyat, untuk dapat uang dengan mudah.

Korupsi di hukum mati, karena korupsi membuat sistem uang China jadi kacau.

Maklum, koruptor menumpuk uang, bukan harta.

Karena, kalau menumpuk dengan harta akan mudah terlacak oleh negara lewat egoverment.

Maklum, setiap pembelian barang diatas RMB 10,000 wajib menunjukkan KTP.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.